Jika wisatawan menyaksikan Roma sangat lengang Rabu depan, alasannya barangkali adalah ribuan warga setempat telah meninggalkan kota itu karena takut terhadap gempa yang menghancurkan yang diramalkan terjadi pada 11 Mei 2011 oleh seorang ahli seismologi yang telah lama meninggal.
Selama berbulan-bulan jaringan sosial, blog dan laman Internet Italia memperdebatkan karya Raffaele Bendandi, yang menyatakan telah meramalkan sejumlah gempa dan, menurut desas-desus di Internet, meramalkan "gempa besar" di Roma pada 11 Mei.
Jaringan televisi nasional RAI telah menyiarkan program yang bertujuan menenangkan warga Roma, yang makin panik. Lembaga perlindungan sipil telah mengeluarkan pernyataan yang menyampaikan kembali pandangan ilmiah resmi bahwa gempa tak bisa diramalkan.
Meskipun begitu, tetap saja warga Kota Abadi tak mau mendengarkan pendapat tersebut.
"Saya akan memberi tahu bos bahwa saya ada janji medis dan minta libur sehari," kata pegawai bar Fabio Mengarelli kepada Reuters, yang dipantau ANTARA di Jakarta, Ahad. "Jika saya harus mati, saya ingin mati bersama anak-anak dan istri saya, dan banyak orang akan melakukan tindakan yang sama dengan saya."
Kepala Juru Masak Tania Cotorobai juga mengatakan perempuan tersebut akan libur sehari. "Saya tak tahu apakah saya benar-benar percaya itu, tapi jika kamu melihat Internet, kamu melihat banyak hal dan saling bertentangan, dan itu akhirnya membuat kamu gelisah," katanya.
Kenangan masih jelas di kalangan warga mengenai gempa 2009 di L`Aquila, yang menewaskan lebih dari 300 orang dan sangat terasa di Roma.
Dalam peristiwa tersebut, kontroversi juga merebak seputar seorang ilmuwan, Giampaolo Giuliani, yang dalam beberapa hari sebelumnya berusaha memperingatkan warga setempat mengenai gempa yang bakal terjadi, meskipun banyak pejabat mengatakan ia keliru mengenai lokasi tepat terjadinya gempa.
Bendandi, yang meninggal pada 1979 dalam usia 86 tahun, percaya gempa adalah hasil dari gerakan gabungan beberapa planet, bulan dan Matahari dan dapat diramalkan dengan baik.
Pada 1923, ia meramalkan gempa akan mengguncang wilayah Adriatik tengah di Marches pada 2 Januari tahun berikutnya. Ia meleset dua hari tapi surat kabar utama Italia, Corrierer della Sera, masih menyiarkan artikel di halaman depan mengenai "orang yang meramalkan gempa".
Ketenaran Bendandi meningkat dan pada 1927 ia dianugerahi gelar kesatria oleh diktator Benito Mussolini. Selama karir panjangnya, berbagai teorinya dipelajari oleh beberapa ahli astronomi kenamaan asing.
Namun, kekhawatiran saat ini tampaknya lebih bersifat sebagai ketakutan yang berlebihan dalam era Internet dibandingkan dengan Bendandi sendiri.
Paolo Lagorio, Presiden perhimpunan yang mendedikasikan diri pada Bendandi dan yang memelihara semua naskah karyanya, mengatakan mereka tak merujuk kepada apa pun mengenai gempa di sekitar Roma pada 2011.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar