Tema teori konspirasi tidak akan pernah selesai dibahas dan selalu relevan dengan keadaan yang sedang berlaku. Tema ini juga bisa dipandang dari segala sudut kehidupan mulai dari politik, teknologi, ilmu pengetahuan, budaya, agama dan lainnya.
Saya tertarik membahas hal ini seiring meningkatnya pemberitaan seputar makhluk luar angkasa belakangan ini. Makhluk dari luar Bumi, yang biasa disebut alien, dibayangkan sebagai makhluk hijau berkepala besar bermata bulat. Atau mereka yang bersayap, turun dari langit dan meninggalkan pengaruh terhadap manusia zaman dahulu kala.
Imajinasi tentang alien tidak pernah terbatas.
. Pada 2008, kepala ahli astronomi Vatikan mengatakan, mungkin saja terdapat mahkluk ciptaan Tuhan lainnya yang hidup di luar Bumi.
Memercayai hal ini tidaklah bertentangan dengan ajaran agama, kata mereka. Kita bisa menganggap mereka seperti saudara sesama ciptaan Tuhan. Bahkan kita akan membaptis alien apabila mereka datang ke sini.
Pernyataan ini menarik, karena bertentangan dengan sikap Gereja terdahulu yang cenderung anti ilmu pengetahuan. Contohnya, pada abad ke-17 Galileo mengajukan teori heliosentris yang mengatakan, pusat tata surya adalah matahari. Teori ini ditolak habis-habisan sebab Gereja waktu itu berpegang teguh pada teori geosentris — Bumi adalah pusat semesta.
Akibatnya Galileo diseret ke pengadilan dan dihukum hingga meninggal. Selain itu, Gereja Katolik juga pernah menolak keras teori evolusi Charles Darwin karena dianggap bertentangan dengan ajaran penciptaan manusia.
Berita lainnya datang dari PBB. Pada September 2010, PBB menunjuk “Duta Besar Alien”, yaitu seorang ahli astrofisika Mazlan Othman dari Malaysia.
Banyak orang kaget dan bingung dengan berita ini. Banyak yang beranggapan, apabila sekumpulan mahkluk luar angkasa mendarat ke Bumi dan bilang “
Take me to your leader,” maka PBB sudah tahu
harus menghubungi siapa.
Kemudian dari Amerika Serikat: Ada testimoni 120 veteran militer AS yang mengatakan,
ada sekumpulan makhluk asing yang tertarik dengan senjata nuklir buatan manusia sejak Perang Dunia II. Mereka berusaha merusak instalasi militer tersebut, tapi tidak melakukannya. Kejadian ini terjadi pada 1960-an.
Hal-hal seputar alien mendadak jadi ramai dan semua merasa dekat dan perlu melakukan sesuatu. Terakhir saya ingat hanya merek celana panjang bergaris dan T-shirt tahun 1990-an saja yang berhubungan dengan alien.
Tapi sekarang, sampai PBB pun ikut-ikutan.
Heboh 2012
Alien … Mahkluk luar angkasa … UFO … Pesawat … 2012 … Hmmm. Apa ini semua karena pengaruh euforia tahun 2012 yang menghebohkan itu? Sepintas, keramaian 2012 ini mirip dengan keramaian pergantian awal milenium baru tahun 2000 kemarin — yang lebih dikenal dengan sebutan Millenium Bug Y2K.
Apa benar ini hasil dari kekurangtelitian ilmu pengetahuan atau hanya sekedar strategi marketing dengan sasaran orang-orang yang kurang bertanya?
Sesungguhnya, tahun 2012 yang dihadapi saat ini berbeda dengan tahun 2000. Saat itu manusia dihadapkan pada kekhawatiran hancurnya sistem komputer seperti ATM, pesawat terbang, dan lain-lain. Tetapi solusinya mudah ditemukan: membuat algoritma baru dan mengganti otak komputer lama.
Sementara itu, penantian tidak jelas manusia saat ini terhadap kehebohan tahun 2012 sangat berbayang. Banyak halusinasi. Banyak yang tidak tahu dan banyak pula yang sok tahu meramalkan apa yang akan terjadi.
Apakah yang akan terjadi itu kiamat klasik seperti bergejolaknya kerak bumi sehingga menyebabkan gempa besar dan tsunami? Ataukah letusan gunung berapi besar yang diramalkan akan terjadi di Taman Nasional Yellow Stone, Amerika Serikat?
Apakah kota besar yang mewah akan hancur seperti Pompejii pada tahun 79 M? Atau peradaban manusia akan mengalami peningkatan akibat pengaruh luar? Atau akan terjadi perang kolosal seperti tertulis di kitab-kitab agama?
Ya memang semuanya bisa kita bayangkan dan pikirkan — dan semuanya sah-sah saja.
Sebenarnya siapa sih yang pertama kali memberi “imaji khusus” pada tahun 2012 tersebut? Apakah lagi-lagi industri komputer? Atau jangan-jangan Holywood, yang mencoba menanamkan euforia tersebut supaya bisa memproduksi film dengan kedekatan psikologis terhadap penonton?
Jawabannya adalah bangsa Maya —sistem kalender mereka mentok di tanggal 21 Desember 2012.
Bangsa Maya dikenal sebagai bangsa yang memiliki keahlian astronomi cukup tinggi. Pada zaman dahulu, mereka sudah bisa mendeteksi pergerakan benda langit dengan tepat. Mereka salah satu bangsa yang gemar memantau langit dan membangun bangunan berbentuk piramida — seperti Mesir di belahan dunia lainnya.
Lalu kenapa sistem kalender mereka hanya sampai tahun 2012? Mungkinkah mereka menghitung sebuah siklus, perputaran benda angkasa yang akan datang … Atau datang kembali kedua kalinya? Sebuah benda angkasa dengan orbit berbentuk elips, sehingga perputarannya tidak sama dengan benda-benda lainnya?
Dan kenapa kita harus dijejali dengan segala pertanyaan yang tidak ada habisnya?
Setiap pertanyaan selalu bisa dijawab bila dihubung-hubungkan dengan hal-hal lain yang telah kita ketahui seiring dengan majunya peradaban manusia. Semua bisa dijadikan teori konspirasi.
Saat ini manusia telah berlagak seperti Tuhan dengan teknologi manipulasi genetika. Manusia juga berkuasa dan memengaruhi lewat sistem ekonomi dan keuangan, dan membuat kehancuran dahsyat lewat teknologi militer.
Mereka juga menciptakan sebuah mesin yang omnipotent dan bisa menjawab sebagian besar pertanyaan, dan lain-lain.
Air cucuran atap, jatuhnya ke pelimbahan juga. Manusia tercipta sesuai dengan rupa Sang Pencipta. Mungkin saja, saat ini spesies manusia sedang dalam masa peralihan dari remaja menuju dewasa. Dari yang tidak tahu menjadi tahu, dari yang bisa menjadi bisa, sehingga pada waktunya nanti mereka tinggal melihat ke belakang saja.
Mereka lihat, apa yang telah mereka perbuat supaya layak untuk naik ke level berikutnya. Diterima di kalangan yang sesuai dengan usia ataupun peradabannya, bla … bla … bla …